Lumpur Lapindo

Minggu, 14 September 2008

MEMPERKENALKAN KAMUS BAHASA BANJAR KUALA

Kamus Bahasa Banjar Kuala ini menghimpun bahasa banjar yang dipergunakan oleh penduduk asli Banjarmasin, Pelaihari dan Martapura. Bahasa Banjar yang dipergunakan oleh suku Banjar ini sebenarnya terdiri dari Bahasa Banjar Kuala dan Bahasa Banjar Hulu Sungai. Perbedaan ini dapat diidentifikasikan adanya variasi – variasi dalam pengucapan atau perbedaan kosa kata, perbedaan pada bunyi ucapan terhadap fonem tertentu dan perbedaan lagu dan tekanan ( non distinctive ). Dialek Bahasa Banjar Hulu Sungai lebih banyak dan komplek pemakaiannya dari pada dialek Bahasa Banjar Kuala. Dialek Bahasa Banjar Hulu Sungai meliputi daerah – daerah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan.

Ada beberapa contoh :

Perbedaan seperti pada kata : unda ( aku, saya ), nyawa ( kau, kamu ), dalam Bahasa Banjar Kuala tidak terdapat dalam Bahasa Banjar Hulu Sungai. Begitu pula seperti kata : padangan, padu (dapur ), balalah (berjalan) dalam Bahasa Banjar Hulu Sungai (BH ) tidak terdapat pada Bahasa Banjar Kuala (BK ).

Kemudian, perbedaan pengucapan fonem tertentu seperti pada kata :

BK : koreng --------- BH : Kuring --------- borok
BK : longor ---------- BH : lungur ----------- botak
BK : gemet ----------- BH : gimit ------------- pelan
BK : ujan -------------- BH : hujan ------------ hujan
BK : sedang ----------- BH : sadang ---------- sedang, cukup

Demikianlah gambaran sekilas Bahasa Banjar Kuala dan Bahasa Banjar Hulu Sungai. Semoga Kamus Bahasa Banjar Kuala yang kami suguhkan ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui Bahasa Banjar terutama Bahasa Banjar Kuala. Selengkapnya klik di sini***** Arsyad Indradi *****

2 komentar:

Mama Shahira dan Syafiq mengatakan...

waduh Eyang.. bermanfaat banget deh postingannya.. Makasih ya eyang.. jd tau sedikit tentang bahasa banjar kuala..

Riri mengatakan...

wah eyang, bahasa banjar... bunda sering denger, ketemu urang banjar, tapi enggak mudheng ( nahloh bunda bahasanya ngarol-ngidul ha.ha.