Lumpur Lapindo

Senin, 01 September 2008

KATAKAN : TAK !!!

Ternyata kita selalu dihadapkan pada sebuah pilihan. Pada hal, bak memakan buah simala kama. Dari satu sisi kita adalah warga yang punya hak dan berkewajiban dan berusaha menjadi warga negara yang baik. Namun pada sisi lain kita berbenturan pada hati nurani, yakni pilihan yang akan kita pilih itu ternyata lain dari kehendak. Ini menjadikan problema yang sulit bagi warga negara yang bernama rakyat dalam ajang pemilu.

Dan kita sungguh menyadari bahwa kenyataannya kita sulit mencari khalipah bangsa ini. Pemimpin yang benar-benar berkualitas dan profisional, pemimpin yang bersih jiwanya, pariotisme yang tinggi, pemimpin yang mampu memperjuangkan nasib takyatnya, menjadikan negara ini sebuah negara yang berkeadilan, sentosa, makmur dan sejahtera.

Negara ini usia kemerdekaannya sudah 63 tahun. Usia yang cukup panjang. Tapi apakah dalam usia ini telah terlunasi amanat dan kehendak seluruh rakyat ? Dan ini perlu direnungkan !

Sesungguhnya, kita perlu belajar pada negara – negara yang telah maju. Jepang misalnya. Bayangkan, Jepang pada tahun 1945 mengalami kelumpuhan total. Nagasaki dan Hirosima yang luluh lantak oleh bom atom. Tapi bangsa Jepang tak berputus asa. Ia bangkit dari keterpurukan dengan meningkatkan “pendidikan “ dengan jiwa patriotisme yang tinggi. Jepang berupaya terus mencetak kader – kader tenaga ahli yang profisional untuk semua bidang. Alhasil, Jepang telah menjadi sebuah negara maju. Salah satu hasil teknologi dan industrinya membanjiri negara-negara lain. Di bidang “pendidikan” dulunya Malaysia belajar pada Indonesia, dan sekarang Malaysia sudah jauh melampaui gurunya.

Seyogyanyalah kita semua menyadari setelah melihat kenyataan ini.Tentu saja Indonesia harus merobah sikap. Indonesia harus mengedepankan visi dan misi dunia pendidikan ! Bukan dunia politik ! Bukan untuk sekadar mencari kepuasan kedudukan dan jabatan !

Timbul pertanyaan. Mengapa suburnya bertumbuhan partai di bumi ini yang ujung-ujung nya sibuk berlomba memperebutkan suara – suara rakyat ? Mengapa tidak bertumbuhan sekolah dan perguruan tinggi yang lengkap dengan sarana dan prasananya dan tenaga pengajar yang tangguh dan profisional ? Dan segala biaya sekolah maupun kuliah dengan relatip murah ? Sehingga bertubuhanlah kader –kader patriot pembangun bangsa dan negara !

Kembali kepokok masalah. Apakah rakyat harus selalu makan buah simalakama ? Jika rakyat itu sudah tidak bodoh lagi, maka ia akan mengatakan : TAK !!! *** Arsyad Indradi ***

Tidak ada komentar: