Lumpur Lapindo

Jumat, 05 September 2008

Bab V Penutup

Noor Hana mahasiswa FKIP Jur Bhs Indonesia dan Sastra Unlam Banjarmasin, 2008

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Sajak dalam antologi “kalalatu” kebanyakan merupakan monolog kepada diri sendiri, selain itu juga banyak memasukkan unsur kisahan.

2) Tema-tema dalam sajak menggambarkan keprihatinan akan punahnya adat budaya lokal yang tergusur oleh modernisasi. Selain itu, mengemukakan masalah sosial politik seperti kepincangan dalam masyarakat ataupun gambaran perbedaan menyolok antara golongan kaya dan miskin.

3) Puisi juga bergaya mantra, mempergunakan sarana kepuitisan yang khusus berupa: ulangan kata, frase,atau kalimat berupa paralelisme, kombinasi dengan metaphor, hiperbola dan perumpamaan epos, untuk mendapatkan efek sebanyak-banyaknya. Juga dipergunakan kata-kata yang menyimpangi ejaan yang lazim berupa kata ulang tanpa tanda hubung, menggabungkan dua kata yang mestinya ditulis terpisah.

4) Bentuk puisi tidak simetris, namun pembagian bait puisi cukup diperhitungkan untuk mendukung makna puisi.

5.2 Saran

1) Untuk melahirkan puisi yang berhasil, patut diingat bahwa puisi selalu tersimpan dalam rahasia tanda-tanda dan bukan bentuk yang hampir-hampir deskriftif. Untuk itu, maka perlu usaha lebih untuk mengolah dan menyaring kata-kata menjadi diksi yang orisinal dan optimal.

2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik puisi karya Arsyad Indradi, agar dapat dilihat secara menyeluruh karakteristik puisi karya Arsyad Indradi baik dalam antologi “Kalalatu” maupun dalam antologi yang lain.

Tidak ada komentar: