Lumpur Lapindo

Sabtu, 08 November 2008

Sejarah Perkembangan Kota Banjarbaru

Sabtu, 8 Nov 2008 sekitar jam 12.00, saya kedatangan tamu siswa – siswa SMA Telkom Banjarbaru kelas IX ( 6 orang ), di rumah saya jalan Pramuka Banjarbaru. Maksud kedatangan mereka adalah mewawancari saya tentang sejarah perkembangan kota Banjarbaru. Kegiatan ini dalam rangka tugas yang diberikan sekolahnya untuk menyusun makalah Tema Sejarah Perkembangan Kota Banjarbaru. Mereka sudah siap dengan sejumlah perangkat pertanyaan yang harus saya jawab dan lengkap dengan penjelasannya. Pertanyaan – pertanyaan itu dimulai dengan asal muasal Kota Banjarbaru, sektor kependudukan, geografis, agama, seni budaya, pendidikan, objek Pariwisata dan lain – lain. Dalam tulisan kecil ini saya hanya sedikit menyinggung yakni memaparkan mengenai asal muasal Kota Banjarbaru.

Pada tahun 60-an ada sebuah bukit yang terletak dipinggiran jalan lintas antara dari Hulu Sungai ke Banjarmasin. Perbukitan ini termasuk wilayah Kabupaten Banjar. Di bukit itu ada sebuah warung kecil yang menjual “ apam “ yakni kue yang terkenal di daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Warung ini selalu ramai dikunjungi oleh supir – supir truk pengangkut barang dagangan dan bus penumpang untuk beristirahat sambil menyantap “apam” tersebut. Perbukitan itu akhirnya terkenal dengan nama “ Gunung Apam”. Gunung Apam dan sepanjang jalan lintas tersebut adalah padang luas yang ditumbuhi “karamunting”, buahnya sebesar telunjuk bila masak warna merah kehitaman dan agak manis rasanya dan juga banyak tumbuh pohon karet yang tak terawat. Di bukit itu karena ramai maka tumbuh rumah – rumah sederhana pindahan dari penduduk Hulu Sungai dan dari Pulau lain terutama dari Pulau Jawa. Selang beberapa tahun Gunung Apam menjadi sebuah perkampungan, yang di beri nama “ Banjarbaru”. Semula ada dua pendapat penamaan kampung tersebut yaitu Banjarbaru dan Banjarpura. Tetapi penduduk dan tokoh masyarakatnya memilih nama Banjarbaru dengan alasan bahwa “ Banjarbaru “ bersifat netral sedang “ Banjarpura “ merupakan pintu gerbang apabila mau masuk ke wilayah Kabupaten Banjar. Menjelang akhir tahun 1960 Banjarmbaru menjadi Kota administratif yang masih masuk dalam Pemerintahan Kabupaten Banjar. Di Banjarbaru didirikan Kantor Perwakilan Gubernur Provinsi Kalsel dan Kantor Dinas-Dinas Provinsi Kalsel lainnya. Banjarbaru sedemikian maju pesat, baik sektor penduduk termasuk perumahan dan perkantoran yang tertata, ekonomi, Pariwisata, pendidikan, olah raga maupun seni budaya, bahkan dalam wacana akan dijadikan Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tanggal 20 April 1999 Banjarbaru menjadi Kota Banjarbaru dengan pemerintahan otonomi. Banjarbaru sekarang ini sudah mencanangkan menjadi kota metropolis. ***** Arsyad Indradi ****

7 komentar:

rosa devga mengatakan...

blon pernah ke banjar tuh....thx ya desain foto vica..udah diambil neh..

Anonim mengatakan...

Sejarah yang bagus pak, kebetulan baru bangun rumah di banjarbaru... Jadi dulunya pusatnya di gunung apam itu ya pak? Kalau bisa ditambah sejarahnya ya pak, keren..

Arsyad Indradi mengatakan...

Kepada manusiasuper. Sesungguhnya asal muasal Kota Banjarbaru itu tdk menarik yang menarik itu adalah si penjual "apam"nya, meolah apamnya "badangkak" he he he

Arsyad Indradi mengatakan...

Kepada manusiasuper. Sesungguhnya asal muasal Kota Banjarbaru itu tdk menarik yang menarik itu adalah si penjual "apam"nya, meolah apamnya "badangkak" he he he

Kristina Dian Safitry mengatakan...

hebat tuh.aku juga mau ah kalo ada yang ngajak domisili disana. tapi tentunya kalo dah resmi metropolis

Bunda Radith mengatakan...

Eyang.... kpn yach bunda ke banjar?
History tnyt lmyn lucu y :)
btw... fhotonya da diterima tp bunda lom pejeng di blog... lg malez update eyang :D

The Diary mengatakan...

Salam kenal Eyang... saya dulu pernah tinggal di Banjarbaru dan Banjarmasin. Kalo di Banjarbaru 3 th dan di Banjarmasin 1 th aja.. terus pindah ke Jogja ikut suami pindah ke Jogja..