Barikin salah satu desa di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini, penduduknya boleh dibilang sangat kuat memegang tradisinya. Terutama usaha memproduksi ”sapu haduk” sebagai mata pencaharian sehari-hari. Sapu haduk (sapu ijuk) yang bahannya mudah didapat yakni tak jauh dari lingkungan rumahnya yaitu pohon ”hanau” atau enau,.aren, kabung (Arenga saccharifera). Pohon hanau ini disamping menghasilkan gula aren juga ”rambut ” batangnya berupa ijuk diambil untuk bahan pembuatan sapu haduk atau juga pembuatan tali haduk. Bagi perajin sapu haduk punya cara yang khas dalam pengambilan ijuk dari batang hanau agar jangan sampai terhambat pertumbuhan hanau.itu. Disamping menghasilkan sapu haduk yang berukuran normal ada juga bentuknya lebih besar tapi tak seberapa banyak . Kalau saya menyebutnya bentuk yang besar ini ”sapu haduk raksasa”, Tangkai sapunya terbuat dari kayu bulat dengan ditatah secara sederhana kemudian dicat beraneka warna. Menjualnya biasanya bersama mainan anak-anak yaitu kuda-kudaan dan tali haduk berupa kedai di pingggir jalan ( depan halaman rumah pemiliknya). Orang-orang yang berkendaraan motor yang melintas baik dari Banjarmasin mau pun dari Hulu Sungai akan menyinggahi kedai ini untuk membeli sapu haduk. Sapu haduk ini sangat laris karena keperluan rumah tangga. Warung-warung di Kalsel yang menjual sapu haduk umumnya produk dari Barikin. Sapu haduk ini lebih bagus dan tahan lama dipakai dari pada sapu yang terbuat dari plastik (cepat keriting) yang datang dari Jawa. Menurut kepercayaan orang Banjar bahwa sapu haduk dan tali haduk ini berfungsi penangkal ”hantu” seperti ”kuyang”. Sungguh kita berbangga bahwa orang Banjar selalu memakai sapu haduk sehingga produk tradisional Banjar ini tetap lestari *** Arsyad Indradi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar