Lumpur Lapindo

Sabtu, 16 Januari 2010

Nyanyian Laut


Arsyad Indradi

Nyanyian Laut

Hanya kepada laut mencurahkan suratan hidup
Angin pantai selatan tak pernah diam menakbirkan gemuruh ombak seluasluas laut
Manakala senja dan burungburung pada pulang
Dan nyanyian sunyi selepas ombak di pantai
Meronce buihbuih sepanjang semenanjung
Dari riwayat pelayaran yang panjang

Tak pernah takluk pada takdir
Sebab masih jauh di balik anganangan
Sebelum matahari terbenam dan bintangbintang berjatuhan pada malam
tahukah kau aku menyerumu sampai pada ujung yang paling penghabisan
Kulminasi karang pada sonder suara menatap merahnya cahya di ufuk
Menafsir kemana awangemawan akan beranjak

Daundaun nyiur pada pohon berkakuan
Kudesaukan sehabishabis angin kembara
Hopla gemuruh
Gemuruh seleluasa ombak mengejarmu
Kaki langit tak risau tak pantang gemulung resah biru laut birunya kalbu merah ufuk merahnya darah jiwa berbuncah
Hanya kepada laut
Kulayarkan segala rindu

Banjarbaru,2010

2 komentar:

Ivan Kavalera mengatakan...

laut, nyanyianmu mengombak. tapi aku tetap datang dari sela badai.

M. Faizi mengatakan...

Joran dan kail, payang dan jaring.
Badai dan gigil, malam dan dingin.
Ombak menggunung, ombak mengepung. Aku terus menerjang meski hanya demi seekor teri, demi engkau, juga anak­anak. Memang laut, berkali­kali menebar maut, tapi aku tak pernah takut. Maka tak perlu kau ragu. Dia lebih tahu. Terimalah apa yang akan terjadi. Seperti halnya nasib, keberpihakannya selalu misteri.
(Lirik Nelayan dalam Sareyang, Pustaka Jaya, 2005)