Lumpur Lapindo

Minggu, 26 Oktober 2008

Dialog Sastra di Smada Banjarbaru


Menyambut bulan bahasa pd bln okt 2008 ini SMA N 2 Banjarbaru mengadakan Dialog Sastra, bertempat di aula sekolah tsb, jumat (24/10). Acara yg diikiuti siswa Jurusan Bahasa ini menghadirkan tiga pemateri, Arsyad Indradi, Sandi Ferly, dan Reza Pahlevi.

Arsyad Indradi yang dikenal sebagai penari dan penyair lebih banyak memberikan motivasi kpd siswa utk menekuni bidang sastra, penulisan puisi dan prosa (cerpen). “ Setahu saya, sekitar thn 2005 di Smada pernah ada siswanya yang menang dlm lomba penulisan cerpen tingkat pelajar dan mahasiswa. Saya kira ini menunjukkan bahwa siswa-siswa di Smada punya bakat di bidang sastra.” ujar Arsyad Indradi.

Menurut Arsyad, untuk menjadi seorang sastrawan itu tidak hanya diperlukan bakat. “ Yang utama adalah niat, kegigihan dan keberanian,” katanya. Tentu saja, lanjutnya, adalah proses belajar terus menerus.

Sementara Sandi Firly, redaktur Sastra Radar Banjarmasin, dlm paparannya tentang penulisan kreatif (cerpen) memberikan beberapa ‘jurus” dasar menulis sebuah cerpen. Disebutkan, diantaranya yakni penguasaan bahasa, memompa dan mengolah daya imajinasi. “ Selebihnya adalah proses membaca, belajar dan terus menulis,” terangnya.

Sandi juga mengatakan, bahwa sebuah cerpen itu semestinya harus menarik mulai dari judulnya. “ Dan salah satu kunci cerpen yang baik juga adalah menghindari pembuka cerita yang bertele-tele,” jelasnya.

Sedangkan Reza Pahlevi, penggiat kesenian di Banjarbaru, berbicara tentang musikalisasi puisi. “ Musikalisasi Puisi tidak sama dengan lagu. Tapi puisi yang diberi unsure-unsur musik dari instrumen -instrumen musik seperti gitar angin, suling, atau bunyi-bunyian seperti suara burung,” jelasnya.

Karena musikalisasi puisi berbeda dengan lagu, maka menurut Reza, dalam musikalisasinpuisi tidak ada istilah reff yang biasa terdapat dalam sebuah lagu. “Sedang untuk membuat musikalisasi puisi, diperlukan penafsiran terlebih dulu terhadap puisinya,”ujarnya.

Para siswa cukup antusias mengikuti jalannya dialog. Sebelumnya, pada pembukaan acara, Kepala SMAN 2 Chairil Anwar, M.Pd berharap agar kegiatan ini dpt memberikan pemahaman lebih dan memacu kreativitas siswa dalam belajar dan membuat karya sastra.”Diharapkan juga, kegiatan ini tidak hanya berakhir kali ini saja. Tapi juga akan terus berlanjut.”ujarnya.

Sedangkan Guru Bahasa dan Sastra Smada, Ibu Zuraida, yang menggagas kegiatan ini juga memiliki harapan kepada para siswanya untuk bisa belajar lebih banyak. “Bila di sekolah hanya diberi teori-teori, maka lewat dialog ini bisa mendengar langsung proses kreativitas penulisan karya sastra dari pelakunya,”kata dia.

Acara yang berlangsung dua jam lebih ini juga diselingi dengan pembacaan puisi. Yang menarik, juga ada madihin yang dibawakan oleh siswi Ervina (dif)**** Terbit di Cakrawala Sastra & Budaya Radar Banjarmasin, Minggu 26 Okt.2008.

4 komentar:

Riri mengatakan...

reza pahlevi kayaknya namanya familiar banget ya.. bunda pernah tau dimana gitu?? lupa?? dasar pikunn...

*babe kok tau ada pijet reflexi dkt htl batik? jgn2 dulu pernah nyambi di situ yaaa??? hi.hi

Bunda Radith mengatakan...

Reza Pahlevi... bener kata bunda rie tuch rasa2 pernah denger tuch namanya.

Salut d bwt bwt acara yg bagus bgt, moga2 bangsa kita punya penerus seni yg benar2 berbakat n kreatif jg jenius.

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

mampir saya..
ditungku penyair
ada tiga batu
satu merah menyala seperti senja
dan satu
hitam pekat gelap gulita
dan satu tak berwarna apa
ku nyalakan api
di atas dandang bertuah
mari meminum secangkir kopi
di atas buaian rembulan

Kristina Dian Safitry mengatakan...

salam buat Reza bung..