Lumpur Lapindo

Selasa, 31 Mei 2011

Tari Semangat Ratu Zaleha ke Belanda

Temanku menelponku bahwa dia kaget membaca release di Media Kalimantan (aku lupa tanggal terbitnya),Kesultanan Banjar akan ke Eropah (Belanda) dengan tim kesenian tarinya membawakan beberapa tarian salah satunya Tari Semangat Ratu Zaleha. Dia kaget mengira aku ikut berangkat. Sebab baru saja kami bertemu di rumahku dan tidak tersentuh pun pembicaraan hal ini. Dia tahu tarian itu aku yang menciptanya. Balik aku juga kaget, sebab baru sekarang tahu Tarian ciptaanku itu di bawa ke Eropah, sebelumnya Tim Kesenian Kesultanan Banjar itu tak pernah konfermasi (izin) kepadaku sampai keberangkatannya ke Eropah. Aku agak bangga juga Tarian ciptaanku dibawa, namun sayangnya sebelumnya tidak pernah minta izin kepadaku. Jika tahu adat istiadat dan menjunjung tinggi “Pemangku Adat” tentu Tim kesenian Kesultanan Banjar ini akan “bapadah”. Sesunguhnya aku bukan ingin dihormati dan juga tidak ada sedikit pun niatan handak “bakasak” ikut tapi seyogyanyalah “bapadah” kepada kreatornya. Dan sejujurnya aku sangat berterima kasih dan akan mengizinkan dengan tulus. Dalam hal ini aku juga dapat berpartifasi membantu sewaktu penarinya sedang latihan siapa tahu ada hal-hal yang tidak pas dengan kreograferku. Sebab bagaimana pun juga ini menyangkut nama penciptanya manakala dibacakan sinopsis dan nama kreograpernya sebelum tarian itu ditampilkan. Apa lagi setelah kuketahui bahwa penari Tim Kesenian Kesultanan Banjar itu penari “pemula” tidak profisional.
Setelah temanku menelponku,aku menelpon Mama Rima (Isteri Raja Muda Pangeran Khairul Saleh) betapa kagetnya dan diluar pengetahuan beliau. Dalam hal ini beliau minta maaf dan “bapadah”. Aku mengizinkan dan bahkan mengiringi doa restu.. Tetapi aku tetap minta kepada beliau Tim Kesenian Kesultanan Banjar (yang bertanggung jawab) harus datang kepadaku. Ternyata sampai keberangkatan ke Eropah Tim ini tidak nampak batang hidungnya.
Sesungguhnya ini adalah merupakan pembelajaran bagi kita semua bahwa kita harus selalu menjunjung tinggi hak cipta dan menghargai hasil karya seniman ( bukan seniman dadakan ) agar Seni Budaya Banjar dan Adat Istiadat Tanah Banjar selalu lestari. Semoga. (Arsyad Indradi )

Senin, 30 Mei 2011

Saatnya Sastra Kalimantan “Batajak”


Masih Bertenaga.
Arsyad Indradi,penyair asal Banjarbaru,saat membacakan puisi di arena peluncuran dan bedah buku kumpulan puisi “Pendulang,Hitan Pinus, dan Hujan” karya Ahmad Fahrawi dan M.Rifani Djamhari, di Sanggar Tosi,Banjarbaru beberapa waktu lalu. Arsyad Indradi adalah salah satu penyair gaek Kalsel yang hingga hari ini tetap bertenaga, dan aktif dalam berkarya serta kegiatan kesenian. Hasil kerja monumentalnya adalah saat membukukan puisi karya 142 penyair seluruh nusantara, yang kemudian diberi judul “142 Penyair Menuju Bulan”. Di dalamnya terdapat puisi karya Sutardji Calzoum Bachri hingga penyair Kalsel sendiri. Lantaran kerja kerasnya itu pula, Arsyad Indradi diberi gelar “Penyair Gila” oleh para penyair nusantara.(Ananda KMK)
Sumber : Media Kalimantan, Sabtu 28 Mei 2011

Minggu, 29 Mei 2011

Bawa Tari Ke Belanda Tanpa Izin


* Drs. Sirajul Huda MH. Menurut Sirajul Huda, pihah Kesultanan Banjar tidak pernah meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya selaku penata Tari Japin Rantauan. “ Disatu sisi aku bangga karena tari hasil tataanku mendapat kehormatan digelarkan di luar negeri, namun di sisi lain aku kecewa karena tidak pernah dihubungi dan diminta izin sebelumnya,” ucap pria yang kerap disapa Sirajul ini kepada Media Kalimantan Jumat (27/5) kemarin.Selanjutnya klik disini...

Selasa, 03 Mei 2011

Membaca tulisan : Selamat Hari Kartini

Ketika aku mengunjungi http://dakwahit.blogspot.com sungguh blog ini aku suka sekali, penampilannya sederhana namun menarik. Ada beberapa tulisan juga meraik. Tidak ketinggalan aku membaca sebuah tulisan yang berisi kegiatan BEM Fakultas Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin memperingati“Hari Kartini” 21 April 2011.
Tulisan itu seperti ini Selanjutnya klik disini