Lumpur Lapindo

Minggu, 31 Agustus 2008

TITA ,TKW INDONESIA DIPERLAKUKAN BAK SAPI PERAHAN


Aku geram. Darahku mendidih. Dan tak seorang pun yang bisa mencegahku menyumpah. Tak ! Aku harus menyumpah.Dasar manusia berhati bengis ! Jancu kau ! Bangsat ! Taik babi kau ! Syetan lho ! Puntung api neraka ! Mati kau jadi monyet ! Anak kampang kau ! Iblis ! ( Aku tersengal-sengal, berhenti sejenak ngatur napas. Aku segudang kata sumpah serapah yang bakal kumuntahkan untuk manusia taik anjing itu ! Taik anjing itu !! Puas aku !!! ) Ayo, siapa yang sabarnya tak berbatas ? Omong kosong ! Entah hitungan keberapa, tak terbilang lagi. Nasib TKW Indonesia yang bekerja di luar negeri sangat memprihatinkan, memilukan. Ini informasi dari Kristina Dian Safitry mantan koresponden Tabloid Indonesia Helper dan sekarang koresponden Tabloid Apakabar yang khusus meliput TKW Indonesia berada di Hong Kong. TITA, gadis kelahiran 1986 asal Jawa Timur ini seorang TKW Indonesia, anak buah Kasa Maid Agency, dipekerjakan di sebuah Vila bertingkat tiga 297 Pak Sha Tsuan, Yuenlong. Vila yang dihuni lima anggota keluarga itu, lebih pantas disebut kebun binatang. Ada 30 ekor anjing berkeliaran di area dan di dalam rumah. Marmut 10 ekor dan 7 kelinci juga dibiarkan lepas. Ada pula 11 ekor kura-kura berukuran besar-kecil. Tujuh sangkar yang berisi aneka jenis burung, serta beragam jenis ikan di kolam halaman vila dan akuarium. Tugas TITA merawat rumah dan semua hewan. Tambahan lagi, mencuci mobil, membersihkan rumah tiga tingkat, halaman, menyetrika, masak, dan mencari rumput untuk hewan mamalia. Sang majikan mengultimatum : ia boleh tidur jika seluruh pekerjaan sehari telah beres. Praktis dalam sehari, TITA Cuma memiliki waktu tidur 30-60 menit.

Selama bekerja di dusun itu, TITA tak pernah makan nasi di siang hari. Jatahnya hanya dua lembar roti. Itu pun kalau ia sudah menyelesaikan tugas rutin di pagi hari : menyapu, membersihkan halaman, kolam, menyiram bunga. Kalau belum selesai ia Cuma diberi selembar roti.

Untuk mendapatkan semangkok nasi, TITA harus berjuang keras sehari penuh. Baru sekitar pukul 3-4 dini hari, setelah majikan memastikan tidak ada pekerjaan yang tercecer, ia beroleh nasi. TITA dijadikan kelelawar oleh majikannya. Setiap pukul 1 dini hari pergi membuang sampah memakai troller ke luar area rumah. Pernah saking kantuknya ia terpeset dan jatuh, wajahnya terbentur benda keras mulutnya berdarah dan gigi depannya copot. Dan setiap pukul 2 dini hari, ia berkeliaran di pinggir-pinggir jalan menapaki desa Yuenlong yang sepi, menenteng keranjang rumput mencari rumput segar untuk makanan hewan piaraan. Dan pernah ketika sedang menyetrika , karena kantuknya, ia terlelap persis wajahnya mengenai setrika panas. Wajahnya melepuh. Dari situlah ia memilih menyetrika di pagi hari. Akibatnya ia didenda HK$ 20, dianggap tak mampu menyelesaikan pekerjaan.

TITA tak pernah protes ketika gaji pertamanya hanya tersisa HK$ 3 ( sekitar 3 ribu rp ), karena selain membayar potongan agen, gajinya didiskon majikannya untuk bayar ganti rugi : HK$ 5 jika terlambat bangun, HK$ 20 jika pekerjaan tak kelar, dan untuk beli peralatan mandi.

TITA secara sepihak mendadak di-terminate majikannya dengan alasan ia unfit. Sabtu, 20 Januari 2007, majikannya menggantarkan langsung ke bandara, setelah memberikan paspor dan tiket, sang majikan kabur tanpa memberi pesangon. Jangankan itu, gaji bulan kedua ( gaji akhir ) pun tak ia terima. Padahal sehari sebelumnya, majikannya telah meminta tanda tangan di atas selembar kuitansi, bukti pembayaran gaji sebesar HK$ 3400, tapi duitnya tak diberikan.

Di bandara, kebetulan TITA bertemu BMI, mereka membantu : meng-canscel tiket pesawat, lalu melapor ke Polisi, ambulan pun datang membawanya ke RS Prince Margaret-Mei Fu. Dan diberi suntikan anti-tetanus dan beberapa butir obat.

TITA, gadis malang itu berada di ATKI ( Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia ), memulihkan kesehatannya dan minta bantuan untuk menuntut haknya kepada majikannya. TITA bak sapi perahan, kerja 2 bulan hanya 3 rb rp yang dihasilkan. Menyedihkan.***

Wahai Indonesiaku yang malang yang tak dapat menolong rakyatnya yang sengsara

Indonesiaku yang tak mampu menyediakan lapangan kerja di negerinya sendiri

Indonesiaku yang subur kemiskinan, kemelaratan, pemimpin yang buta dan tuli

Lihatlah langit menangis, matahari tersedu, bulan mengisak, bumi yang tinggal kerangka

Kami menangis tak ada lagi mengalir airmata karena kering sudah airmata

Tak ada lain tempat berharap hanya kepadamu Tuhan, jangan kau sembunyi di balik angan-angan

Tuhan lihatlah,

Tangan kami gemetar menadah, hati kami bergetar, mulut kami tak mampu lagi menyeru namamu karena sudah terlalu lelah

Tuhan perkenankan maksud baik kami. Amin.

*** Arsyad Indradi ***

Sabtu, 30 Agustus 2008

Komentar !


Menulis layaknya bersanggama dan sanggama layaknya menulis. Sesiapa sesungguhnya janganlah berpikir dangkal, jika menulis itu mudah tetapi ia memerlukan proses skill of writing. Disamping selain adanya potensi alamiah ( bakat ? ), yang penting adalah potensi minat dan kemauan yang keras. Potensi ini perlu dibaringi dengan memahami " Kama Sutra of Writing “ atau " Sexeducation of Writing". Kalau tidak, maka ia tak obahnya gender lesbian atau homoseks ! Yang berujung menjadikan dirinya “ hara’kiri”. Betapa malangnya ! Ringkas kata, tak ayal lagi maka katakanlah “menulis itu mudah “ manakala ia sudah menggali dan melalap makna “ayat-ayat “ kama sutra dan sexedocation of writing tersebut.

Berbicara tentang posting di dunia maya. Posting boleh dikatakan seidentik dengan tulis – menulis. Mengapa demikian ? Alangkah gersangnya suatu situs karena tak betumbuhannya tulisan. Sebab situs itu adalah media posting yang strategis ! Mengabaikan posting boleh jadi disebabkan kering atau mandulnya tulisan. Pada hakikatnya bahwa posting itu memotivasi seseorang agar terhindar dari gender lesbian atau homoseks of writing !

Alhasil, seorang bijak berkata : Well, writing it’s a pleasure and a good writing is a good my friend. ( Sungguh, menulis adalah kesenangan saya dan tulisan yang baik adalah sahabat saya ). **** Arsyad Indradi ****

Kamis, 28 Agustus 2008

KEMITRAAN YANG HARMONIS


Ada pertanyaan. Ada perihal apakah antara Balai Bahasa Kalsel dengan Sastrawan Kalsel ? Amboi, semestinya tak adalah pertanyaan ini, andai pun ada pertanyaan ini sebenarnya mudah jawabnya.” Tidak ada masalah”. Saya tak ingin berpanjang lebar atau berbasa basi. Tak lebih saya ingin ( sebuah harapan ? ) bahwa Balai Bahasa Kalsel dan Sastrawan Kalsel itu di antaranya tidak ada jurang pemisah. Hemat saya, adanya jurang ini apa bila keduanya saling merasa “ asing “. Sungguh elok, sebenarnya Balai Bahasa Kalsel dan Sastrawan Kalsel itu adalah daging dan kulit yang tak dapat dipisahkan. Solusi menghindari perasaan asing ini tentu saja harus ada kerja sama yang baik, dan sering mengadakan kontak anteraktif, yang bertujuan sama – sama mengangkat harkat martabat Bahasa ke tengah – tengah kancah perbahasaan. Sebab, walau bagaimana pun juga, Balai Bahasa dan Sastrawan rumpun yang bermitra yang saling membutuhkan. Semoga Tuhan memberikan tempat yang layak buat ikatan silaturahmi mereka.Amin Ya Rabbal Alamin. **** Arsyad Indradi ***

Rabu, 27 Agustus 2008

BAYI LAKI-LAKI TEWAS MENCEKIK LEHERNYA SENDIRI

Sebuah kisah yang tragis !!! Adalah bernama Janin, Ariari dan Kawah dalam kandungan bundanya, sedang terlibat perdialogan.

Janin ngotot ,” Aku ndak mau jadi penghuni bumi , aku mau tetap tinggal di sini. Selamanya !” jeritnya. “ O dik kamu harus lahir. Tak mungkin tak lahir. Tubuhmu makin membesar dan Garba Bunda hanyalah sebuah ruang terbatas, tak akan cukup lagi untuk menampung kau, Garba Bunda bisa meletus dooorrr... dooorrr Seperti balon yang kepenuhan udara’” kata Kawah. “ Bila kau dalam kandungan lebih dari sembilan bulan, kau akan seperti anak babi yang disebut genjik, atau anak kerbau yang disebut gudel atau anak sapi yang disebut pedhet. Kau mau disamakan dengan anak-anak binatang itu ?”

Biarin. Emang gue pikirin.. E-Ge-Pe !” Janin makin bersikeras. “ E, genjik itu hanya bisa molor,ngompol, bau pesing, gudel itu bodo-plonga-plongo,pedhet itu bisanya hanya nyusu,menthil dan pemalas. Apa kau yang ganteng dan cerdas mau disebut begitu ?”.

“E-Ge-Pe ! Lebih baik begitu dari pada anak manusia !”

“E, dengarin. bumi sekarang tidak seindah dulu. Bumi sekarang mengerikan. Gundul tak ada lagi hutan raya zamrud karena dibabad para pelaku illegal logging. Akibatnya banjir dan longsor dimana-mana, menyengsarakan umat manusia. Bumi sudah kelewat diperkosa, dicangkul, dibor,hingga membanjirkan lumpur panas menenggelamkan banyak rumah, banyak desa, juga menghancurkan masa depan anak-anak. Aku ogah ditelan banjir, apalagi terkubur lumpur panas...hiiii.Ogaaah aaahhh!.”

“ Dari mana kau tahu itu ? sela Kawah dengan pedih.

“ Dari layar TV, kulihat lewat pori-pori perut ibu yang terlapis kain tipis transparan,” sahut Janin. “ Lalu apa lagi yang kau lihat dari layar TV ?”

“ Kalau kusebutkan satu persatu tidak selesai dalam semalam. Aku ngeri !..suara Janin terdengar serak menahan rasa ngeri. “ Apa saja yang membuatmu ngeri ?”

“ Jumlah koruptor terus meningkat,pengadilan yang tidak adil,harga sembako terus membubung, langkanya minyak tanah dan minyak goreng, banyak kasus batita dan balita yang dibunuh ibunya, bayi-bayi yang mati karena kurang gizi...” sahut Janin

“Tapi, kau tidak akan kekurangan gizi, Dik. Bunda bintang film yang laris-uangnya segunung.Ayah kita pengusaha sukses, dijuluki konglomerat muda. Hidup bakal terjamin..” “Aku tak mau jadi anak Ayah dan Bunda.Aku malu ! protes Janin,hingga mengejutkan kedua kakaknya. “ Malu ? “ kedua kakaknya serempak. “ Ya jelas malu dong.Aku terkait dengan karir mereka.” ujar Janin. “ Maksudmu ?” tanya Ariari.” Jangan berpura-pura tidak tahu,” ujar Janin sinis. Kawah dan Ariari membiarkan Janin terus bicara agar ia merasa lega. “ Ibu jadi pemain film laris bukan karena mutu aktingnya. Tapi karena keberaniannya untuk buka-bukaan baju. Ia tidak malu memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya. Ayah jadi pengusaha sukses karena dimodali para pejabat hitam, dapat proyek-proyek KKN ...” “ Jangan begitu dik, ayah banyak menyumbang yayasan pendidikan,bea siswa,memperbaiki sekolah-sekolah yang roboh, mendirikan perpustakaan,menyumbang korban bencana alam. Mana bisa ayah beramal kalau hanya jadi pengusaha kelas ecek-ecek ?” kata kakaknya. “ Untuk membantu orang lain, tidak harus kaya dulu. Berikan apa yang kita punya, seperti Bunda Teresa. Kalau kau tidak bisa memberi makan seratus orang, berilah dulu makan untuk satu orang. Kita tak perlu memaksakan diri, apa lagi yang diamalkan itu uang haram ! “.

Protes keras Janin sia-sia. Pisau operasi besar telah membedah perut Bunda untuk mengeluarkan Janin yang telah 10 bulan dalam kandungan. Tubuh Janin mengeras. Jika Bunda tidak dioperasi besar ia akan meninggal bersama Kawah serta Ariari akan mati layu membusuk. Oek ...oek...ooooekkk ... ooooekkk ! Tangis Janin melengking berkepanjangan. Ketika berhenti sejenak, ia memanggil - manggil Kawah dan Ariari dengan bahasa yang hanya mereka mengerti.

“ Aku ingin jadi anak asuh mahasiswa yang kritis, para penggerak reformasi negeri ini! teriaknya. “Dik, para mahasiswa kritis sudah tidak ada lagi. Mereka entah di mana sekarang. Tapi Tuhan akan terus menjagamu, karena Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, juga – Al Muhayimin, Maha Memelihara. Percayalah Dik !.” kakak-kakaknya memberi nasihat, untuk membesarkan hatinya. Agar ia berani menjadi hidup di atas bumi.

Oek ... oek ... oooooooekk...oek ...oekkkk ...okkkk kekkkk ! Lengkingan tangis Janin tiba-tiba terhenti oleh suara :kekkkkkk ngiiiik !

Pagi harinya tragedi Janin menjadi head=line berbagai surat kabar ibu kota :BAYI LAKI-LAKI TEWAS MENCEKIK LEHERNYA SENDIRI.*** Arsyad Indradi ( Cuplikan dari Cerpen “ JANIN “ karya Naning Pranoto )

Selasa, 26 Agustus 2008

DI ATAS LANGIT ADA LANGIT

Seseorang berpakaian parlente. Dia ingin menyeberang lewat sungai yang luas menuju sebuah parlemen. Satu-satunya jalan adalah menyeberang menumpang getek ( sampan penyeberangan ). Dia menumpang getek Pakacil ( sebutan untuk paman ).

Seseorang : Pakacil, sampean sekolahnya lulusan apa.

Pakacil : Aku cuma lulusan SR (sekolah rakyat). Tidak bisa melanjutkan sekolah. Hidupku habis mencari napkah menghidupi keluargaku. Melanjutkan sekolah biayanya sangat mahal apa lagi biaya kuliah.

Seseorang : Wah hidup sampean rugi. Kita perlu mencari kepintaran untuk menyelamatkan hidup. Hidup saya terus mencari kepintaran. Dirapat-rapat, diskusi-diskusi aku jagonya. Apa lagi dalam kampanye pamilu orang-orang kagum padaku. ( Seseorang itu terus memaparkan segala kepintarannya. Pakacil Cuma manggut-manggut. Sementara getek berada di tengah sungai ).

Pakacil : Bapak pintar berenang ?

Seseorang : ( kaget tapi disembunyikan ) O itu. Aku tidak bisa berenang.

Pakacil.: Ah sayang Bapak tidak bisa menyelamatkan hidup Bapak karena dari tadi getek ini bocor dan sebentar lagi akan karam.

( Mendengar itu, seseorang itu benar-benar ketakutan dan panik. Sedang Pakacil tak tampak lagi karena dia dengan cepat berenang menuju tepian ).***Arsyad Indradi***

Senin, 25 Agustus 2008

BERKARYA HINGGA USIA SENJA



Para sastrawan muda yang saat ini cukup kreatif dan produktif memublikasikan tulisannya diberbagai media massa, ada baiknya sejenak merenung. Akankah terus berkarya hingga usia tua, bahkan sampai maut menjemput ? Ataukah hanya untuk sesaat, kemudian menghilang tanpa jejak ?

Di Kalsel ada beberapa sosok sastrawan yang hingga memasuki usia senja tetap setia berkarya.Arsyad Indradi (57) tak hanya menggebu-gebu jika diajak diskusi tentang sastra, juga dibaringi dengan produktifitasnya dalam melahirkan puisi - puisi. Sudah belasan buku antologi yang dihasilkannya.

Terakhir, dia menerbitkan buku 142 Penyair Menuju Bulan. Bayangkan , dari mengumnpulkan bahan dengan menyurati para penyair yang tersebar di Nusantara, mengedit, mencetak-konon sampai beberapa buah printernya rusak-termasuk pembiayaan ditanggungnya sendiri. Begitu rampung, antologi puisi itu dia bagi-bagikan dan sebar secara gratis. Mungkin tak banyak orang yang mau melakukan hal itu. Karenanya, tak heran jika ada kemudian dijuluki Penyair Gila.

Menurut istilah Arsyad, kalau ingin citra penyair Kalsel diperhitungkan ditingkat nasional harus berani ‘berdarah-darah’. Dan itu tak sekadar diucapkannya, tapi dibuktikan dengan tindakan. Alhasil, nama Arsyad Indradi memang meroket. Bukan hanya di media lookal, koran-koran nasional pun membicarakan sosok dan kiprahnya.

Demikian pula dengan Hamami Adaby, prnsiunan Kepala Kantor Departemen Penerangan Batola (1994-1998). Gairahnya dalambersastra sudah tak diragukan. Hal itu tergambar dari kesinambungannya dalam berkarya. Mampu menerbitkan buku,katanya,merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Karena itu, dia berusaha setiap hari untuk berkarya. “Orang ribut-ribut bagi BLT juga bisa dijadikan puisi,”ujar Hamami.

Begitu juga HM Syamsiar Seman. Kalau dulu kelahiran Barabai 1 April 1936 itu gencar menulis puisi dan cerpen,belakangan ini dia lebihkonsentrasi mengangkat seni budaya Banjar.

Sudah banyak buku yang dihasilkannya, bahkan sebagian dikoleksi diperpustakaan Washington , Amerika Serikat. Katanya, dengan menulis buku dapat memperpanjang usia. Sebab walau kita meninggal karya kita tetap dikenang orang. Itulah mengapa semangat berkarya Syamsiar tak pernah surut. Dia menulis tak terikat waktu, bisa kapan dan dimana saja. Kadang sambil mengambil gaji pensiunan, karena menunggu panggilan cukup lama, dia duduk di pojokruangan untuk menulis. Atau saat di rumah sakit. Ketimbang bingung menanti giliran antre dia coret-coret kertas untuk bahan tulisan.

Bahkan Syamsiar punya kebiasaan unik, setiap naik taksi dia pasti memilih bangku depan. Dengan begitu selama dalam perjalanan dia bisa menulis.*** Aliansyah Jumbawuya, sastrawan tinggal di Banjarmasin.. Terbit di : Banjarmasin Post, minggu 24 Agustus 2008.

Arsyad Indradi :FAKTA SEJARAH ISLAM YANG PERLU DIRENUNGKAN


Orang – orang yang termasuk mendapat Rahmat dan Kutukan Tuhan adalah salah satunya orang – orang “ sejarah “. Mendapat rahmat bilamana ia telah menuliskan fakta – fakta yang benar dan sesungguhnya, dan sebaliknya akan mendapat kutukan bilamana ia nenuliskan kisah – kisah dusta dan menggelapkan peristiwa yang terjadi.

Mari kita renungkan beberapa fakta di bawah ini :

Sejarahwan Ahmad Mansyur Suryanegara telah menegaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang-pedagang Nusantara yang berniaga hingga ke Syam di saat Rasulullah SAW masih hidup. Para pedagang dari Nusantara telah menjalin kerjasama yang erat dengan pedagang Arab bahkan sebelum Rasulullah dilahirkan.

Sejarahwan G.R.Tibetts telah menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara di abad kelima masehi, saat Nabi Muhammad SAW belum lahir. Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima. (Tibetts; Pre Islamic Arabia and South East Asia,JMBRAS, 19 pt 3,1956, hal.207 )
Diperkuat oleh Penulis Malaysia,Dr.Ismail Hamid dalam “ Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam “. Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok menyebutkan bahwa menjelang tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab, disebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim bernama Barus disebut juga Fansur. Temuan ini diperkuat oleh Prof.Dr.Hamka yang menyebutkan bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan perkampungan kelompok bangsa Arab berdiam di pesisir Barat Sumatera. Hamka menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika. ( Prof.Dr.Hamka; Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cet.III;Jakarta;1996;hal.4-5.)

Barus berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 km selatan Medan. Termasuk kekuasaan Sriwijaya namun mengalami kemunduran digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Aceh. Barus sebuah kota tertua di Indonesia. Sebab Baruslah yang disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani,Syria, Armenia,China dan sebagainya. Ini juga diperkuat oleh Cllaudius Ptolomeus, seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi. Barus adalah bandar niaga yang menghasilkan kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dan dibawa ke Mesir untuk pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firmaun sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. **** Sumber :bacaan : http://eramuslim.com /Rizki Ridyasmara.

BENARKAH BLOG ITU GRATISAN ?


Pertanyaan ini hemat saya jawabannya “ ya “ dan “ tidak “ Mengapa demikian ? Dulu, saya tidak pernah mengenal siapa sebenarnya Paman Google / Blogger. Karena seorang teman mengajak saya berkunjung ke rumah Paman Google dan berkenalan dengan dia, maka saya jadi kenal dengan Paman Google. Ternyata Paman Google itu orangnya ramah dan disiplin, tinggi ilmu pengetahuannya dibidang teknologi. Setelah itu saya jadi akrab. Tiap saya ada waktu saya berkunjung ke rumah Paman Google untuk menggali ilmu. Paman tidak kikir. Dia banyak memberikan petunjuk tentang jaringan internet dan membantu saya mengakses semua tulisan saya.

Kembali kita kepermasalahan di atas. Paman Google menyediakan blog – blog seperti blogspot, worpress, multiply dan banyak lagi sejenisnya. Paman Google memberikan blog itu secara Cuma – Cuma setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, misalnya kita menggunakan blog itu dengan baik dan benar. Paman Google sangat senang dan simpati kepada mereka yang benar - benar berminat dengan dunia maya dengan memberikan juga template dasar hasil cipta dari tokoh – tokoh disain template, tinggal kita sendiri pandai – pandai berkreasi dan menggunakannya. Kalau Paman itu begitu baik dengan kita tentu kita pun harus baik dengan Paman Google. Kita membalas kebaikkan Paman yaitu mengoprasikan blog itu dengan nilai pulsa. Nilai pulsa ini tergantung waktu penggunaan. Kalau saya biasanya paling sedikit tiga jam bahkan kalau banyak tulisan, gambar dan disain banner yang diposting mencapai delapan jam sekali duduk di muka layar internet. Lebih-lebih lagi kalau kumat penyakit “ Gila “ saya tiga hari pultimer di muka layar internet memposting atau jalan-jalan berkunjung ke blog teman-teman atau mencari informasi yang saya perlukan.

O ya, ada lagi ke baikhatian Paman Google. Aku punya teman yang berada di Calipornia Amerika Serikat, dia sangat rindu pada saya karena bertahun – tahun tak pernah lagi bersua. Rupanya teman saya itu ingin mengetahui saya terutama ingin alamat saya karena dia lupa menyimpan alamat saya. Dia, lama berpikir dengan siapa dapat petunjuk. Dia ingat Paman Google. Dia lalu mengklik Paman Google setelah menuliskan nama saya. Maka terlihatlah di layar internet alamat lengkap dan biodata saya bahkan photo saya. Akhirnya kami dapat kontak langsung di HP. Demikian karena Paman Google saya dapat kontak dengan teman-teman baik di Indonesia mau pun di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Malaysia, Singapura dan lain – lain. *** Arsyad Indradi ***

MENYAKSIKAN UPACARA HARI JADI KABUPATEN BANJAR KE - 58

Hari jadi Kabupaten Banjar yang ke - 58 tanggal 14 Agustus 2008, dirayakan dengan sebuah upacara mewah dan meriah, Selasa tanggal 20 Agustus 2008. Yang menghadiri atau menyaksikan upacara tersebut bukan saja pelajar, mahasiswa, pegawai negeri ABRI dan Kepolisian, yang duduk di kursi di bawah tenda - tenda yang disediakan panitia tetapi juga masyarakat Kabupaten Banjar ikut serta membanjiri Lapangan Bumi Selamat Martapura. Semua undangan dibagikan kue kotak oleh panitia. Dan disamping itu ada stand – stand pameran bunga-bunga dan lain-lain. Upacara dimeriahkan oleh tampilan kesenian seperti pembacaan puisi, lagu-lagu banjar musik panting, alunan musik tradisional kintung dan sinoman hadrah. Di samping itu pula ada dua hal yang menarik pada acara itu, pertama : Pameran kain sasirangan yang dibentangkan sepanjang median jalan, sepanjang 3 ( tiga ) kilometer. Kedua, tak kalah menariknya Gubernur Kalimantan Selatan H.Rudy Arifin yang datang dari Banjarmasin, dari depan Gedung DPRD Kabupaten Banjar naik becak berhias menuju lapangan upacara dan tiba disambut oleh payung kembang dengan arakan sinoman hadrah. Seandainya, setelah Gubernur H.Rudy Arifin turun dari beca itu lalu beliau merogoh koceknya dan memberikan uang kepada Abang Becak tak usah banyak cukup 1 ( satu ) lembar saja bernilai 100 ribu rupiah sebagai pengering keringat ini pasti lebih menarik lagi.Andai** *Arsyad Indradi ***

SESEPI INIKAH 17 AGUSTUS DIUPACARAKAN ?


Dulu, aku masih ingat waktu masih duduk di Sekolah Rakyat (SR) sekitar tahun 60-an, begitu meriah dan hidmatnya upacara Hari Kemerdekaan RI. Peserta upcara di hadiri oleh pejabat pemerintah, pelajar, mahasiswa, pemuda, pegawai negeri, angkatan bersenjata, tokoh – tokoh masyarakat, tetuha adat, semua anggota organisasi massa, semua anggota partai – partai politik, bahkan rakyat diundang tak diundang dari pelosok pedesaan dari kampung, dari kota berbondong – bondong dengan jalan kaki membanjiri lapangan upacara. Tak mengenal panas atau hujan mereka berpayung dengan payung, kain sarung, daun pisang atau dengan apa saja agar jangan kepanasan atau kehujanan. Ini karena semangat dan patriotisme kecintaan terhadap Indinesia dan ingin mendengar pidato dari Presiden Soekarno lewat radio yang diletakkan di atas podium. Gegap gempita teriakan “ Merdeka “.

Tetapi setelah usia Kemerdekaan Indonesia semakin tua, dari tahun ke tahun dari orde ke orde upacara yang hidmat dan penuh sakral ini semakin sepi. Lebih – lebih lagi di zaman orde reformasi ( ? ) ini upacara Hari Kemerdeekaan RI dan juga Hari – Hari Nasional lainnya dilaksanakan hanya tidak sesungguh hati dan lapangan upacara kelihataan semakin lengang. Peserta upacara hanya dipenuhi oleh. pelajar, sebahagian kecil mahasiswa, sebahagian kecil anggota Pramuka, pegawai negeri, pejabat pemerintah dan angkatan bersenjata. Dimana anggota ormas dan parpol ? Kecuali petingginya di dalam tenda.

Sungguh, melihat kenyataan ini bagaimana nasib Indonesiaku yang tercinta ini sudah tidak banyak lagi yang berjiwa patriotisme. Semoga Tuhan memberikan petunjuk dan jalan yang lurus bagi mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Amin *** Arsyad Indradi ***

Jumat, 22 Agustus 2008

BENARKAH 2008 BUKAN 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL ?


Sejujurnya saya begitu kaget setelah membaca artikel yang termuat di situs http://eramuslim.com Ada 2 (dua) artikel yang membahas tentang Hari Kebangkitan Nasional. Kedua artikel tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Bagaimana saya tidak akan kaget setelah membaca artikel tersebut ? Saya adalah orang awam yang tidak tahu seluk-beluk sejarah apatah lagi ahli sejarah. Selama ini setiap tanggal 20 Mei selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan tahun 2008 ini genap 100 tahun.

Pada artikel pertama yang bertajuk 2008: Bukan 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bahwa Kebangkitan Nasional itu berangkat dari pemahaman terjadinya pada tahun 1908 yakni berdirinya organisasi Boedi Oetomo (BO) pada 20 Mei 1908. Ini sungguh memilukan. Sebab BO sama sekali tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak berdiri di atas paham kebangsaan, melainkan paham chauvinistis sempit di mana hanya orang Jawa dan Madura yang boleh menjadi anggota, sama sekali tidak menghargai bahasa Melayu sebagai bahasa asal dari bahasa Indonesia karena di dalam rapat-rapat resmi maupun di dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangganya BO mempergunakan bahasa Belanda. Selanjutnya dalam artikel tersebut mengungkapkan bahwa BO mendukung status-qou yang berarti mendukung penjajahaan Balanda atas Bumi Pertiwi ini. Para tokoh BO merupakan tokoh-tokoh Freemasony bentukan Belanda ( Vritmejselareen ). Jelas, tanggal pendirian BO sama sekali sangat tidak pantas dan tidak berhak dijadikan momentum Hari Kebangkitan Nasional.

Pada artikel kedua bertajuk 20 Mei Bukan Hari Kebangkitan Nasional. Saya lebih tercengang lagi. Dalam artikel tersebut lebih lanjut mengungkapkan bahwa, di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan. Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ” Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” (M. S) Al-Lisan nomor 24, 1938. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.

Selanjutnya memaparkan, bahwa Hari Kebangkitan Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober , hari berdirinya Syarikat Islam (SI), bukan 20 Mei. Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan BO— sebagai berikut : - SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya. BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2). -SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia. BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura. - SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia. BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda. - SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda. BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda.- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya. BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman). - SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan. BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan. - Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat. Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul. - SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan. BO bersifat feodal dan keningratan, - SI berjuang melawan arus penjajahan. BO menurutkan kemauan arus penjajahan.- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905. BO baru lahir pada 20 Mei 1908.

Setelah membaca kedua artikel ini, menjadikan hati saya tercenung. Hemat saya, Seyogyanyalah Pemerintah bersama pakar sejarah dan pengamat sejarah sesegranya meninjau atau meneliti kembali khususnya tentang Hari Kebangkitan Nasional ini dan umumnya hari-hari besar Nasional lainnya. Sebab kita ingin bangsa dan Negara Indonesia yang tercinta ini agar jangan selalu salah langkah di jalan sejarah. Semoga.***

Arsyad Indradi (http://arsyadindradi.blogspot.com)

Rabu, 20 Agustus 2008

17-an (baca: Tujuhbelasan) Ala Bunda Riri



Cuapek dech… judulnya kaya resep masakan aja. Tapi memang begitu menurut BUnda. Kemerdekaan tahun ini = ?????? apa kita sudah benar-benar merdeka ????
Nih, bunda kasih cerita lucu dari Kotakbuku yang ditulis rekan Bunda, Mbak Alva.


3 HARI LAGI KIAMAT

Ketika Tuhan memanggil para presiden dari tiga negara, AS, Cina, dan Indonesia untuk dimarahi.
Dari Amerika muncul George Bush.
Dari Cina datang Presiden Hu Jintao.
Dari Indonesia diutus Jusuf Kalla.

Setelah habis-habisan mencela tindakan pemimpin dunia ini,
Tuhan menyampaikan bahwa Ia sudah muak dan memutuskan dalam tiga hari dunia akan kiamat. Tiga pemimpin ini disuruh kembali ke negaranya untuk menyampaikan keputusan Tuhan kepada rakyat mereka masing-masing.

Ketiga pemimpin pulang ke negara masing-masing sambil putar otak,
bagaimana menyampaikan kabar buruk ini kepada rakyatnya.

Di depan Kongres Amerika dan disiarkan langsung di TV,
presiden Bush mencoba menjelaskan: "Congressmen, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Tuhan itu benar-benar ada, seperti yang kita yakini.
Kabar buruk : Tuhan akan memusnahkan dunia ini dalam tiga hari."

Hasilnya payah, terjadi kerusuhan dan penjarahan di mana-mana.

Di depan Kongres Partai Komunis Cina,
Hu Jintao memodifikasi taktik Bush : "Kamerad, ada kabar baik dan ada kabar buruk.
Pertama kabar yang baik dulu. Ternyata Marx, Stalin, Ketua Mao dan para pendahulu kita salah, Tuhan itu benar-benar ada. Kabar buruk: Tiga hari lagi Tuhan akan mengkiamatkan dunia ini."

Hasilnya lumayan, orang-orang Cina pada berlarian,
heboh dan menangis ketakutan dan membanjiri tempat ibadah, hendak bertobat.

Yang paling sukses Jusuf Kalla !

Di depan sidang paripurna DPR yang disiarkan langsung,
ia tersenyum sumringah : "Saudara sebangsa dan setanah air, saya membawa dua kabar baik.Kabar baik pertama: "Sila pertama Pancasila kita sudah benar, Tuhan itu benar-benar ada." Kabar baik kedua: "Dalam tiga hari semua masalah energi, pangan, kemiskinan, terorisme, dan penderitaan di Indonesia akan segera berakhir !"

Sukses besar, seluruh rakyat larut dalam pesta dangdutan dan pawai di mana-mana…….


Merdekaaaa!!!!!!


Nah, sekarang terserah anda-anda semua dalam mengartikan arti kemerdekaan Negara kita tercinta ini…. 17-an Ala Anda Masing-masing……

Surabaya Agustus 08 ( Klik http://rierieway.blogspot.com )

Senin, 18 Agustus 2008

PERINGATAN 17 AGUSTUS


Horee…Hari Merdeka!! Indonesia Ulang Tahun lagi..
Upacara, lomba 17-an, pasang bendera, jalan santai adalah ritual tahunan yang selalu dinantikan.

Sejenak mari lupakan masalah pelik yang tak henti menghantui bangsa, ini adalah pesta rakyat, pesta seluruh bangsa Indonesia, tanpa peduli di manakah kaki ini berpijak, di ujung paling timur tanah Papua ataukah di antara perbatasan negara serumpun, dan bahkan di negeri rantauan nun jauh disana.

Indonesia, ini saatnya melihat kembali ke belakang untuk belajar, menerawang jauh ke depan untuk mewujudkan impian, memperlakukan masa kini sebagai titik awal pembangunan. ya, kita tidak lagi berada pada era pasca-pembangunan, karena sebagian besar yang telah dibangun di masa yang lalu hanyalah puing yang tertinggal, kita harus membangun lagi, dari awal, namun dengan bekal pengalaman dari masa lalu dan mengevaluasi setiap langkah dengan poin koreksi dari kegagalan yang kemarin.

Indonesia, masih ada harapan untuk kita..
meskipun semakin banyak orang yang lupa akan syair hari besarmu, Garuda Indonesia-mu semakin dianggap hanya sebagai hiasan dinding..namun setidaknya, Merah Putih masih berjajar menghiasi setiap halaman depan rumah warga, simbol ulang tahunmu masih menghiasi blog2 milik blogger Indonesia, masih banyak artis dan penyanyi ibukota yang mau berpartisipasi dalam rangka memeriahkan hari jadimu, walaupun lagu yang dinyanyikan bukanlah bertemakan Nasional, padahal belum tentu setahun sekali kita disuguhi nyanyian-nyanyian kebangsaan *pantesan anak2 sekolah banyak yang ga hafal*, padahal pengen lho denger Gita Gutawa menyanyikan Tanah Airku dengan suara khas soprannya, Yovie & the Nuno dengan Indonesia Pusaka, The Changcuters dengan Hari Merdeka tanpa “I love Indonesia” tapi “Aku Cinta Indonesia”, juga Slank dengan Garuda Pancasila, pasti akan terdengar lebih merdu. Atau, Kalau mereka mempunyai keterbatasan dalam menyanyikan lagu nasional atau lagu daerah, entah untuk alasan apapun, ya sudah, serahkan saja pada Elfa’s Singers yang berulang kali memenangkan World Choir Games, dijamin dengan senang hati mereka akan membawakannya, wong Olympic tahun 2000 dulu mereka jadi juara karena membawakan medley lagu daerah khas negeri sendiri kok.

Humm..itulah segumpal fakta di hari peringatan Kemerdekaan Indonesia tercinta yang ke-63, miris, tapi ini pelajaran untuk kita para pembangun bangsa, sebelum lagu Tanah Airku dinyanyikan dalam bahasa lain lagi (selain China), relakah lagu merdu nan syahdu milik kita diperdengarkan dalam instrumen dan bahasa negara lain?? orang asing saja terlihat begitu menikmati sajian khas musik & lagu khas bangsa Indonesia, bukankah kita seharusnya lebih bangga? ( klik http://pipiew.wordpress.com )

Minggu, 17 Agustus 2008

KORELASI MANUSIA DENGAN MANUSIA, MANUSIA DENGAN ALAMDAN MANUSIA DENGAN TUHANNYA

Oleh : Arsyad Indradi

Pada hakekatnya agama apapun mengajarkan dua poros kehidupan utama yakni : hubungan manusia dengan sesama manusia ( habluminnannas ) dan hubungan manusia dengan tuhannya ( hablumminnallah). Seperti juga dalam ajaran Hindu, Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan yang bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan sesamanya. Oleh karena itu jika kita benar – benar menerapkan secara mantap, kreatif dan dinamis dalam kehidupan ini niscaya terwujudlah kehidupan yang harmonis yang meliputi pembangunan manusia seutuhnya yang astiti bakti terhadap Sanghyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ), cinta kepada kelestarian lingkungan serta rukun dan damai dengan sesamanya.

Masyarakat dunia mulai cemas terhadap : terjadinya persengketaan antar suku bangsa dan antar negara, adanya lubang pada lapisan ozon di antariksa kutub selatan dan kutub utara, pengikisan lapisan ozon di atmosfir Eropah timur, terjadinya pemanasan global, revolusi industri yang mecemari sungai, laut dan udara, kepadatan penduduk diperkotaan, pertumbuhan pemukiman yang tak ramah lingkungan, hutan terbakar, penebangan hutan yang semrawut, penambang yang berdampak buruk terhadap lingkungan, kemajuan teknologi yang menimbulkan efek – efek samping yang bersifat biologis, psikologis dan ekologis bagi dasar kehidupan manusia., banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa tektonik dan lain – lain.

Acara tahunan festival Sastra Internasional Ubud Writers & Readers Festival ( UWRF ) tahun ini, tanggal 14 sampai 19 Oktober 2008 di Ubud Bali, Yayasan Saraswati sebagai tuan rumah. Tri Hita Karana sebagai tema festival tersebut. Tema tersebut hemat saya sangat tepat sekali. Dimana dalam pertemuan itu akan menumbuhkan dan membangkitkan sadar akan hubungan manusia dengan sesamanya. Manusia saling mengasihi walaupun berbeda keturunan, ras, suku bangsa, dan negara tetapi ikatan silaturrahmi yang erat sesama makhluk yang diciptakan Tuhan,. Hubungan yang harmonis sesama manusia menciptakan perdamaian dunia, jauh dari segala persengketaan. Tidak akan terjadi malapetaka dan bencana alam jika manusia itu ramah terhadap alam, ramah terhadap lingkungannya, menjaga kelestariannya. Betapa indahnya isi dunia ini dengan alamnya yang elok, semua ini adalah karunia Tuhan. Kemajuan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ketinggian teknologi adalah anugerah Tuhan yang berfungsi untuk memperindah dan memperelok alam ini.

Ilmu pengetahuan dan teknologi juga untuk memakmurkan kesejahteraan manusia. Menyusun arsitek bangunan fisik dan non fisik dengan memperhatikan alam lingkungan, memahami kebudayaan dan iklim daerah setempat, sesuai dengan fungsi dan aktivitas penghuninya, seleksi bahan bangunan dan mempertimbangkan bangunan bertingkat seperti perumahan, hotel, pertokoan dan perkantoran apalagi menggunakan kaca agar jangan terjadi dampak pada struktur tanah, rotasi udara dan cahaya matahari. Penebangan pohon dan penambang hasil bumi seperti minyak, batu bara, logam murni dan non murni, batu permata, batu, tanah, pasir dan sebagainya harus memperhatikan keselamatan lingkungan. Solusi bagaimana mengatasi limbah industri yang berdampak buruk terhadap lingkungan kehidupan manusia. Dan banyak lagi yang perlu kita sadari untuk menjaga kelestarian alam ini. Mudah – mudahan pertemuan di Ubud nanti dapat melunasi harapan kita semua. Semoga. ***.

.

Arsyad Indradi : Renungan Suci



Renungan Kemerdekaan Indonesia

Sesungguhnya perjuangan itu tidak ada batasnya, dan kerja tak pernah selesai, ia terus berjalan menapaki kehidupan ini dari dermaga yang satu ke dermaga yang lain untuk mewujudnya ikrar bernama Pancasila. Dimana setiap untai Pancasila itu adalah cita-cita dan impian semua rakyat Indonesia. Perjuangan dan kerja sangat memerlukan pengorbanan, sangat membutuhkan keikhlasan, kesadaran dan kecerdasan Kalau kita sorot ke belakang sebelum maklumat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kita membayangkan bangsa dan negara tercinta ini selama 353 setengah tahun dijajah oleh bangsa biadab betapa menyedihkan betapa sengsaranya. Mengapa penjajah dapat bertahan menjajah bangsa dan negara ini ? Sebab di antara bangsa sendiri banyak yang menjadi penghianat !

Kemerdekaan yang kita miliki ini bukan direbut dengan mudah tetapi dengan penuh pengorbanan. Pengorbanan airmata, darah, harta bahkan nyawa dan juga atas restu Tuhan YME. Oleh karena itu selayaknyalah kemerdekaan ini dipertahankan dan dilestarikan dengan terus berjuang dan bekerja untuk mengisi kemerdekaan ini sesuai dengan cita-cita dan impian rakyat Indonesia.

Bangsa yang terpuji adalah bangsa yang selalu menghargai para pahlawannya. Sungguh betapa besar jasanya menegakkan kemerdekaan ini. Patut jadi renungan kita bersama mendengar jiwa mereka berkata : Kutitipkan Indonesia padamu. Duh, sebuah amanat yang maha besar di atas pundak kita yang begitu berat dan wajib kita laksanakan. Kalau tidak, apakah terulang kembali di persada Indonesia ini melatanya penghianat amanat para pahlawan dan Kemerdekaan ?

Mewujudkan ciata – cita dan impian, tidak bisa berjalan sendiri - sendiri tetapi harus dengan jalan bersama, penuh kerukunan dan semangat, satu hati, satu tujuan. Ada masalah dipecahkan dengan musyawarah mufakat, menghindari perpecahan di dalam perlemen, menghindari demontrasi yang merugikan semua pihak, tak sewenang-wenang tangan besi dari pejabat pemerintah dan angkatan bersenjata.

Peringatan Hari Kemerdekaan tentu saja adalah upacara yang sangat sakral. Kita berhimpun di sebuah lapangan yang luas, berhimpun seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, seluruh anggota Partai – Partai Politik dan organisasi – organisasi massa, pemuda, pelajar, pegawai negeri, Angkatan bersenjata dan lain-lain, dengan hikmat mengenang dan menghormati para pahlawan dan bersyukur kepada Tuhan YME atas anugrahnya. Kita berkumpul menyenguk ke lubuk hati kita masing – masing mengevaluasi semua perjuangan dan kerja kita.

Ada seorang bijak berkata : Kemerdekaan pada sebuah negara akan menjadi hampa dan tak bermakna apa – apa jika rakyat, bangsa dan pemerintahnya tidak berjiwa bersih.

Semoga Indonesiaku yang tercinta ini berakyat,berbangsa dan berpemerintah yang berjiwa bersih. Amin *****

MENYONGSONG 17 AGUSTUS

Arsyad Indradi

Tanganku gemetar
Membuang lumut di sebuah batu nisan di tengah hutan

Tak pernah ada seorang pun menabur bunga

Apalagi upacara renungan

Di batu nisan ini bertulis

: Telah gugur kesumabangsa bernama Merdeka

Tgl. 17 bulan 8 tahun 1965

Jam nolnol

Merahputih terkulai di tengah tiang
Siapakah lagi yang gugur di medanperang hari ini
Satupersatu wajahwajah menunduk merenungi hatinya
Bungabunga zikir bertabur di pusara

Setiap menyongsong 17 Agustus
Mengalir airmata
Tapi siapakah lagi yang tiada bersangsi
Mencintai Tanahair ini selain kita sendiri
Dan menanamnya dalam sanubari

Masih tertanam dalam ingatan
Ketika kesumabangsa memporakporandakan penjajah
dengan kucuran airmata, darah, harta dan nyawa
Dan tak tahu lagi entah kemana tulangbelulangnya berserakan
Maka siapa lagi kalau bukan kita mengusung hatinurani

Agar Ia lahir kembali
Dan menghidupkan kembali keadilan dan kebenaran yang telah mati


Serpong,2007